Presiden Jokowi Bertemu Bank Dunia Bahas Pajak Karbon

Presiden Jokowi Bertemu Bank Dunia Bahas Pajak Karbon

Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu Presiden Bank Dunia (World Bank) Ajay Banga beserta delegasi di Istana Merdeka, Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, Jokowi membahas beberapa isu, diantaranya mengenai komitmen Indonesia dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT), termasuk pengenaan pajak karbon.

“Indonesia mendorong penguatan komitmen untuk merealisasikan pembiayaan dan investasi dalam transisi energi dan ekonomi hijau. Berbagai terobosan telah kami lakukan, termasuk pengembangan EBT dan upaya penerapan pajak karbon. Tidak semua negara dapat penuhi kebutuhan pembiayaan hijau,” ungkap Jokowi, (5/9).

Ia juga menyampaikan, Indonesia dan negara berkembang lainnya menaruh harapan kepada Bank Dunia untuk bisa mewujudkan sistem keuangan yang lebih adil.

“Saya yakin Presiden Banga menyadari berbagai kritik pada Bank Dunia, termasuk oleh Sekjen PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) terkait kurangnya perhatian pada kepentingan negara berkembang. Indonesia dan negara berkembang lain menaruh harapan besar pada Anda untuk wujudkan sistem keuangan global yang lebih adil bagi semua, terutama bagi negara berkembang,” ujar Jokowi.

Menurutnya, saat ini situasi ketidakpastian global berpengaruh terhadap pembangunan di negara berkembang. Untuk itu, Indonesia memandang perlu adanya kolaborasi lintas pemangku kepentingan untuk menghadapi situasi tersebut.

“Saya ingin jajaki potensi kolaborasi Bank Dunia dengan Indonesia dan ASEAN untuk jawab tantangan tersebut,” kata Jokowi.

Dalam pembukaan ASEAN-Indo-Pacific Forum 2023, Jokowi juga menegaskan pentingnya kolaborasi bersama dalam menghadapi ketidakpastian sekaligus ancaman krisis lingkungan serta tuntutan pengembangkan EBT. Ia menyebut, ASEAN membutuhkan pembiayaan hingga 29,4 triliun dollar AS untuk melakukan transisi energi.

“Indonesia menilai, dibutuhkan skema pembiayaan yang inovatif melalui kemitraan yang menguntungkan dan berkelanjutan,” ujar Jokowi.

Ia memastikan, ASEAN-Indo-Pacific Forum 2023 hadir untuk mengubah rivalitas menjadi kerja sama yang bermanfaat, serta membangun habit of cooperation yang win-win formula tanpa satu pun merasa dikucilkan.

“ASEAN Indo-Pacific Forum memiliki tiga agenda utama, yaitu infrastruktur hijau dan rantai pasok yang resilient, ekonomi ASEAN akan tumbuh kokoh dari hilirisasi industri dan pembangunan ekosistem EV (electric vehicle). Ini adalah contoh konkret membangun rantai pasok kawasan,” kata Jokowi.

Selanjutnya, mengenai transformasi digital dan ekonomi kreatif. Jokowi menyebut, ekonomi digital di ASEAN pada 2030 diperkirakan tumbuh hingga 1 triliun dollar AS, sehingga sektor ini perlu diperkuat dan dikembangkan bersama.

“Indonesia memberikan apresiasi terhadap dukungan negara anggota ASEAN dan negara mitra sehingga terkumpul 93 proyek kerja sama senilai 38,2 miliar dollar AS dan 73 proyek potensial senilai 17,8 miliar dollar AS. Ini mencerminkan komitmen kita to walk the talk, membangun Indo-Pasifik yang damai, yang stabil, dan yang makmur. Semoga ikhtiar kita dapat memberikan manfaat yang besar bagi rakyat di kawasan dan dunia,” pungkasnya.