APA ITU PKP? ATURAN PKP DAN NON PKP BAGI PENGUSAHA
Sudah pada tau belum apa itu PKP? Yang jelas itu bukan semacam jajanan pasar atau makanan ringan. Hahahaha. PKP itu kependekan dari Pengusaha Kena Pajak.
Masih agak asing terdengar kah? Yuks lah, kita bahas tipis-tipis.
Udah pada tau dong, dengan kenaikan PPN yang 11% itu. Nah, PKP ini erat banget kaitannya dengan si PPN 11%. Gini nih, hubungannya.
Ehh, tapi sebelum kejauhan. Yuks, kita belajar dulu perbedaan antara PKP dan Non-PKP. Jadi sesuai dengan kepanjangannya PKP (Pengusaha Kena Pajak), maka PKP itu dapat dideskripsikan sebagai pengusaha pribadi ataupun suatu badan usaha/badan hukum yang sudah dikukuhkan menjadi pengusaha kena pajak. Nah, sebaliknya Non-PKP ya artinya pengusaha yang belum dikukuhkan menjadi pengusaha kena pajak. Bingung gak? Hahahaha.
Wah, enak dong, kalo jadi Non-PKP, gak harus bayar pajak!!!!!!!!!!
Ya, gak gitu juga sih, konsepnya.
Gini, tau sendirikan, bahwa setiap orang, baik pribadi maupun badan (dalam bentuk apapun) yang melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan usaha yang menghasilkan barang atau jasa maupun memanfaatkan barang atau jasa punya kewajiban untuk membayar pajak.
Sadar gak sih, semua hal dalam lini kehidupan kita itu, kek ada manis-manisnya pajak-pajaknya gitu. Mau jajan di Indoapril kena PPN, dapet gaji dipotong PPH, makan di resto plus Ppn 11%, bahkan parkir bentar di depan atm, juga kena pajak daerah. Jadi, meskipun kalian-kalian belum punya NPWP, sadarlah kalian juga tetap selalu kena pajak.
Lalu, khusus untuk pengusaha orang pribadi maupun badan usaha/badan hukum yang omzetnya udah di atas 4.8 M, maka ia punya kewajiban untuk dikukuhkan menjadi PKP. Pengukuhan tersebut dapat diajukan sendiri ataupun secara jabatan. Nah, itu bukan kata aku ya, tapi ini kata PMK No.197/PMK.03/2013 Tentang Perubahan Atas PMK Nomor 68/PMK.03/2010 Tentang Batasan pengusaha Kecil PPN.
Lalu, kalo udah jadi PKP terus nape?
Nah, jadi kalo udah jadi PKP, maka si pengusaha tersebut punya kewajiban untuk menarik PPN 11% dari setiap produk barang/jasa yang dijual ke konsumen.
Makk, tajir banget ya Rumah Hukum. Kok, bisa-bisanya dikukuhkan jadi PKP
Apa iya omzetnya udah di atas 4.8 Mber. Hahahahhaha.
Ya gak gitu juga sih, jadi seperti yang udah aku jelaskan sebelumnya. PKP itu bisa dikukuhkan atas permohonan sendiri atapun dikukuhkan secara jabatan. Nah, terkait dengan pengukuhan Rumah Hukum sebagai PKP, kami para founder sepakat, mengingat negara lagi butuh dana sekitar Rp466 triliun buat bangun Ibu Kota Negara. Maka daripada bacot doang, kami memutuskan untuk ikut berpartisipasi dengan taat membayar pajak. Gak cuma membayar pajak penghasilan (Pph), kami juga siap dong, membayar Pajak Pertambahan Nilai (Ppn) setiap bulannya. Bismillah yaa.
Btw, harapanku sih, semoga firma-firma hukum lainnya mulai tertib juga untuk membayar pajak. Nah, semoga juga pengguna jasa hukum gak keberatan dan mulai sadar. Bahwa jasa hukum adalah sesuatu yang bernilai, sehingga wajar aja kalo kena PPN.
Intinya, kalo bukan kita, siapa lagi sih, yang peduli sama negara ini. Gerakan kecil, seperti taat membayar pajak, setidaknya bisa meringankan beban pemerintah untuk membiayai negara.
Oh ya, sebelum closed nih, aku mo kasih tau. Karena gak semua pengusaha dikukuhkan sebagai PKP, jadi kalo kamu beli barang/jasa terus dikenain tarif PPN, jangan lupa ya, buat tanya mana buktinya kalo doi adalah seorang PKP. Soalnya, kalo belum dikukuhkan jadi PKP terus narikin PPN, waaah, ga jamin deh, uang PPN itu masuk ke kas negara. Ya kan?
Terus, gimana kalo ada Non-PKP yang berani nerbitin faktur pajak dan memungut pajak dari konsumennya?
Nah, ingetin tuh, pelakunya. Bahwa dia bisa dijerat pidana. Kasih tau, bahwa pengusaha yang belum dikukuhkan jadi Pengusaha Kena Pajak (Non-PKP), dilarang menerbitkan faktur pajak. Selain itu, Pengusaha Non PKP juga dilarang menggunakan bukti pemungutan/potongan pajak atapun bukti setoran pajak yang tidak berdasarkan transaksi sebenarnya. Pidananya ga maen-maen gengs. Pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 6 (enam) tahun. Waah, serem.
So, lebih teliti ya gaes. Jangan sampai, niat baik kalian untuk taat membayar pajak, malah dimanfaatkan oleh pendekar berwatak jahat.